“Motipasi
saya mengikuti audisi jekate empat lapan. . .” belum selesai Stella mengenalkan
diri, Nabilah ketawa keras diikuti Ayana, Beby dan Kinal.
“Aku
gak salah denger kan? Jekate empat lapan?” Melody mengejeknya.
Dapat perlakuan
kayak gitu, Stella gak nglanjutin kata-katanya. Naomi menahan air mata dan
tersenyum kecil. Tapi Stella lolos menjadi member JKT48. Hari-hari awal menjadi
member, Stella sangat pendiam.
* * *
Stella
mendekati seseorang yang lagi duduk sendirian, Stella menjulurkan tangan. “Aku
Stella, nama kamu siapa?”
“Aku
Rena, aku masih belajar bahasa Indonesia. Kamu bisa Bahasa English?” Rena
menjawab seadanya.
“Tidak
Ren.” Stella terduduk lemas di sebelah Rena.
“Kayaknya
udah ada yang dapet temen ni kak Mel.” Nabilah dan Melody lewat di depan Stella.
“Tapi
kok diem-dieman ya dek?” Melody menambahkan.
“Kasihan
banget kak, enakan juga aku tiap hari dapet kado dari fans.” Nabilah pamer.
“Enak
ya dek banyak fans?” Melody semakin memanasi suasana.
“Enak
dong, beda banget sama Naomi kak.” Nabilah meninggikan nada bicara. Stella
semakin menangis dalam hati yang tiap hari selalu diejek sama Nabilah dan
Melody.
Di
kejauhan, Beby dan Kinal lihatin Stella.
“Beb,
kasihan Stella ya. Tiap hari di bully terus sama Nabilah Melody.” Kinal ngajak
ngobrol Beby.
“Iya
Nal, SMP dulu Stella baik banget sama kita.” Beby kasihan sama Stella.
“Tapi
apa kamu gak malu temenan sama Stella Beb?” Kinal membalas.
“Malu
sih, tapi aku gak tega sama Stella kalau terus digituin Nal.” Beby menambahkan.
“Udah
ah, kasihan mulu. Ayo lanjut latihan aja.” Kinal mengalihkan pembicaraan.
* * *
“Stella.
. .” Rena dan Ayana menghampiri Stella yang duduk sendirian.
“Iya?”
dengan senyum kecil dan ekspresi datar Stella menjawab.
“再び1ヶ月記念JKT48”
Rena mengakrabi.
“1 Bulan lagi
ulang tahun JKT48.” Ayana mentranslate.
“Aku pengen grad, aku udah gak kuat nahan
sakit” Stella menjawab.
“悲しいことはありません、私たちはあなたの友人ミになりたい” Rena tersenyum.
“Jangan sedih, kami
mau jadi temen kamu Stell.” Ayana mentranslatelagi.
“Makasih, tapi
keputusanku udah bulat. Aku gak bisa nglanjutin semuanya.” Stella menambahkan.
“Aku ngerti
selama ini kamu sendirian, kita lewatin semuanya sama-sama Stell, kamu bisa
kok.” Ayana menyemangati Stella.
Stella
tersenyum, “Kalian baik, baik banget sama aku, terlalu baik malah. Rena jangan
nangis, kalian semua keluargaku dan sampai kapanpun tetep keluarga. Selama ini
aku berada ditengah-tengah keceriaan kalian aja udah lebih dari cukup.”
Ayana mencoba
menerangkan ke Rena.
“あなたは、同様に良好に同じI、レナを共有することはできません。私達は友人になるだろうが、屋に合格しない” Rena makin sedih.
“Kamu boleh
berbagi sama aku, sama Rena juga. Kita akan jadi sahabat, tapi jangan grad ya?”
Ayana kembali mentranslate.
“Makasih banyak
adek-adekku, aku itu sakit scoliosis, pembengkokan tulang belakang, biasanya
aku pakek brace, tapi saat di theater aku lepas. Aku juga jadi jarang fisio
terapy lagi, dan itu mempercepat kelumpuhanku kalau aku terus di JKT48. Kasihan
orang tuaku juga.” Dengan sabar Stella menjelaskan.
Ayana
menangis menjelaskan ke Rena.
“Sebenernya
Rena tanya banyak, tapi intinya Rena khawatir sama kamu, , , Kak” Ayana
menekankan memanggil Stella dengan sebutan kakak.
“Rena,
Ayana, kalian berdua adek-adekku yang paling baik. Aku baik-baik aja kok, tapi
tolong cuma kalian berduaya yang tau.” Stella mengelus rambut Rena dan Ayana.
* * *
Hari ini ulang tahun JKT48 yang pertama.
“Makasih
buat semuanya, saya Stella menyatakan lulus dari JK. . .” tiba-tiba Stella
pingsan, suasana haru berubah menjadi panic. Rena cepat-cepat mengambil nebul,
alat bantu pernapasan di tas Stella dan memasangkannya di mulut hidung Stella.
“Gimana
ini Rena?”
“Aku
juga gak ngerti Ay.”
“Aku
bingung.”
“Kita
harus ngapain?”
Di
tengah-tengah perbincangan Rena dan Ayana menggunakan Bahasa Jepang yang
semuanya gak ngerti, Kinal menanyai mereka, “Kalian berdua ngomong apa?”
“Kak
Stella sakit scoliosis Kak Kinal.” Dengan takutnya Ayana jujur.
“Kenapa
gak ada yang ngasih tau kami dari awal sih Ay?” Kinal cemas.
“Kalau
jujur, nanti Kak Stella gak diterima kak. Kak Stella pengen jadi bagian dari
kita.” Ayana membela.
“Tapi
kalau udah kayak gini kan kasihan Stellanya juga Ay, kita semua gak ngerti
apa-apa.” Kinal makin cemas.
Ayana
diem, gak tau lagi mau jawab apa. Lalu Beby pinjem mic yang dipegang Kinal,
“Tolong banget buat penonton, siapa disini yang ngerti tentang sakitnya Stella?”
Seseorang
mengangkat tangan dan naik ke atas panggung dengan tenangnya, lalu pinjam mic
yang dibawa Beby, “Maaf nama saya Marsell, semuanya gak usah panic. Biarin
Stella istirahat, dia gakpapa kok. Tolong staff bantu saya angkat Stella ke
dalam ya.”
* * *
Setelah
sesi hi-touch, semua member menjenguk Stella yang belum sadar dan masih
ditemani Marsell dan para staff.
“Stella
cuma tidur, tulangnya capek banget buat persiapan perform kali ini. Mungkin
bangunnya besok, kalian pada pulang gih. Biarin aku, Kinal, sama Beby aja yang
nungguin Stella disini.” Marsell bicara dengan sabarnya.
“Iya
teman-teman, makasih ya. Sebenarnya aku sama Beby itu temennya Stella waktu SMP,
tapi kami malu ngakuin Stella sebagai temen, dan sejak dulu kami gak pernah mau
tau Stella sakit apa. Padahal Stella udah baik banget sama kami. Lagian besok
kami juga lagi gak ada kuliah, maaf ya semuanya.” Kinal merasa bersalah.
Semua
member juga menjadi merasa bersalah sama Stella, termasuk Melody dan Nabilah
yang selalu ng’bully Stella. Padahal Stella gak pernah salah sama mereka dan
gak pernah bales nyakiti mereka.
* * *
Keesokan
harinya Stella kaget lihat Marsell ketiduran di tempat duduk samping
ranjangnya, dan Marsell tidak menyentuh Stella sedikitpun, “Marsell?”
“Eh,
tuan putri udah bangun.”
“Kamu
kok bisa disini Sell?”
“Ssst,
jangan keras-keras Stell, Kinal sama Beby masih tidur.”
“Kalian
bertiga semalaman nungguin aku?”
“Iya,
kamu gak sendiri Stell. Kinal sama Beby sayang banget sama kamu, mereka
nyesel.”
“Tapi
Beby sama Kinal malu punya temen kayak aku Sell.”
“Aku
gak malu punya kamu Stell, kamu mau jadi temen hidupku?”
“Ngelindur
kamu Sell! Kamu sekarang pinter, ganteng, baik banget, cewek mana yang nolak
jadi temen hidupmu? Jangan aku Sell.”
“Yang
sayang sama aku tulus waktu aku masih bodoh, jelek, dan kaku, cuma kamu Stell.
Aku mau bawa kamu operasi ke Jerman, sekalian aku kerja di sana dan kita berdua
hidup bahagia disana Stell.”
“Aku
gak bisa Sell.”
“Kamu
minder? Aku mau jadi item, jelek, dekil lagi asalkan sama kamu Stell.”
Mereka
berdua berpelukan.
---- End ----
Mohon Maaf Jika ada kesamaan tokoh dalam fanfict ini, ini hanya fikti belaka jadi jangan dianggap betul ya ^_^ Arigatou
Bantu Admin ya buat share fanfict ini melalui g+ , Facebook, ataupun Twitter jadi mohon kerjasamanya ya
Jika Fanfictnya Pendek mohon maaf ya Arigatou ^_^by @cinguk48
0 komentar:
Posting Komentar