Kamis, 27 Februari 2014

Aku Ikhlas Sahabat [Fanfiction JKT48]


“Skak mat!” Veranda tersenyum puas.
“Wah aku kalah ni, maklumlah kepala udah panas.” Frieska berlagak menghibur diri.
“Sekarang gantian aku lawan Haruka.” Jeje gak sabar.
Diantara 5 bersahabat ini hanya Ayana yang gak bisa main catur.
“Ve, Kemal tu! Makin kece aja kalau pakek seragam pramuka.” Frieska godain Veranda. Veranda terus mandangin Kemal yang masuk ke semua kelas 1 buat ngasih tau info tentang MOGD.
“Ssst, berisik kamu Fries, orang lagi konsen juga!” Jeje pasang tampang serius.
“Yaelah Je, Haruka aja gak protes.” Frieska membalas bercandaan Jeje.
“Udah, kalian berdua ini. Lihatin tu Veranda sama Haruka udah pakek muka serius.” Ayana menenangkan suasana.
“Kapan ya Kemal nembak aku? Aku gak yakin dia suka sama aku.” Veranda bicara seadanya.
 “Cowok mana yang gak naksir sama kamu Ve? Ngawur.” Ayana membalas.
 “Mau sampek kapan kamu sama Kemal kayak gini Ve?” Frieska mengeraskan suaranya.
“Ssst, be-ri-sik!” Jeje masih terganggu. 
*             *             *
Pagi itu di RSUD seperti biasa Ayana antree sendirian buat fisio terapy. Siangnya dokter spesialis memberi resep Ayana untuk foto radiologi.
“Hey, kamu anak IPA yang paling pinter di sekolah itu kan? Temennya Veranda?” di depan ruang radiologi, seseorang yang duduk di tempat antrian ada yang mengenal Ayana.
“Iya kak, boleh duduk sini?” dengan malu Ayana duduk di sebelah cowok itu.
“Boleh, kamu ngapain disini? Sendirian aja?” cowok itu mengakrabi.
“Waktunya aku foto radiologi lagi kak. Kak Kemal sendiri?” Ayana juga mengenal cowok itu. Siapa yang gak kenal pradana pramuka sekaligus yang nilainya paling tinggi di jurusan IPS.
“Jangan panggil kak, kita kan sepantaran. Kamu sakit apa Ay?”
“Scoliosis Mal.”
“Berarti ke rehabilitasi medic seminggu 2x?”
“Kok kamu ngerti?”
“Ibuku kakinya lumpuh ringan, jadi fisio terapy juga seminggu 2x. Kamu ngambil jadwal pagi gak ganggu sekolah?”
“Aku pakek askes, kasihan orang tuaku kalau beayain fisio terapy malem.”
*             *             *
Ibu Kemal keluar dari ruang radiologi.
“Bu, kenalin ini Ayana temenku di sekolah. Dia pasien rehab juga.”
Dalam hati Ayana bergumam, “Aku gak mimpi kan? Aku dikenalin sama ibunya Kemal, orang yang aku sayangi sejak kelas 1 SMA. Ve aja yang selama ini Kemal sukai belum pernah dikenalin sama ibunya. Hah, tapi gak boleh GR dulu Ay.” perasaan Ayana campur aduk.
“Kalau gitu fisio terapynya barengan aja sama ibu Ay, nanti biar sekalian Kemal antar jemput kamu.” Ibu Kemal menawari.
“Makasih banyak Bu, tapi saya jadwalnya pagi.” Ayana makin sungkan.
“Udah, pulang ini langsung ke rumah kamu. Ibu yang ngomong sama orang tua kamu.” Ibu Kemal makin memaksa.
Ayana kembali berbunga-bunga dalam hatinya, “Ya Tuhan, benarkah ini takdirku? Ibunya Kemal mau ke rumahku? Tapi kalau Veranda sama yang lainnya tau gimana?”
 *             *             *
Ayana dan Kemal resmi jadian, itulah kejadian yang gak pernah terduka oleh Ayana sebelumnya. Tapi status itu dirahasiakan dari siapapun termasuk keempat sahabat Ayana.
“Mal, aku rasa ini gak adil buat kamu.”
“Kenapa Ay?
“Aku sadar kalau yang sayang sama aku itu Ibu kamu, kamunya masih ngarepin Veranda kan?
“Tapi kamu itu tulus, aku pengen ngasih yang terbaik buat ibuku. Kalau beliau suka, berarti kamu orang yang baik."
“Jangan bohongi perasaanmu Mal, tembak Veranda. Dia udah nunggu kamu terlalu lama."
*             *             *
Try out pertama Ayana opname. Sahabatnya menjenguk tiap hari, mereka bawa kabar kalau Veranda sama Kemal udah pacaran.
“Hari pertama setelah libur, kamu masuk sekolah kan Ay?” Haruka bertanya.
“Iya Ay, aku gak bisa ngadepin matematika tanpa kamu.” Frieska merengek.
“Helah, yang paling penting itu kalian harus lihatin aku latihan ng’band terus. Gak ada kamu gak lengkap Ay.” Jeje membujuk.
“Ayana melihat Veranda yang telaten menyeka badan Ayana dengan air hangat. “Veranda pantes buat Kemal.” Kata Ayana dalam hati.
 *             *             *
Kemal ngajak Veranda lihat pengumuman try out sementara Jeje, Frieska dan Haruka main catur di kelas nemenin Ayana yang belum sembuh bener.
“Nilai Ayana kosong Ve?”
“Kemarin Ayana opname Mal”
“Aku kok gak dikasih tau Ve?”
“Kenapa Mal? Perhatian banget sama Ayana.”
“Enggak Ve, Ayana kan sahabatku juga”
Veranda tetep sibuk nyatetin nilai try out para sahabatnya.
“Udah? Ayo balik.” Kemal agak gak enak sama Veranda, tapi juga khawatir banget sama Ayana.
Nyampek di kelas Veranda, Kemal langsung nyamperin Ayana yang lagi baca buku disebelah Jeje, Frieska dan Haruka.
“Ay, kamu kenapa gak cerita?”
“Apa?”
“Soal kamu opname, aku kan bisa nemenin.”
“Gak enak sama Ve.
“Tapi aku khawatir Ay.”
“Udah sembuh kok.”
Veranda ketempat Ayana dan Kemal, “Kok bisik-bisik?”
Lihat senyum Veranda yang tanpa curiga sama sekali itu, hati Ayana semakin sakit karena Veranda terlalu baik.
*             *             *
Selesai latihan pramuka, Kemal ke tempat Jeje latihan ng’band.
“Ayana kok gak kelihatan?” Kemal bertanya.
“Terapy Mal.” Haruka menjawab singkat.
“Dari kemarin Ayana terus yang ditanyain, kasihan Ve tau.” Frieska menjawab sinis.
“Sejak kapan dia terapy lagi?” Kemal khawatir.
“Kamu kok tau banyak tentang Ayana?” Veranda cemburu.
“Ceritanya panjang Ve, terus dia nyetir sendirian?” Kemal makin khawatir.
“Iya.” Veranda makin cemburu.
“Gimana kalau sekarang kita nyusul Ayana? Panggil Jeje! Aku jelasin di mobil.” Kemal bergegas.

Mendengar semua penjelasan Kemal di dalam mobil, Ve terus menangis di pelukan Kemal.
*             *             *
Ayana kaget lihat mobilnya Kemal. Veranda yang keluar pertama kali dari mobil dengan air mata masih mengalir, langsung dipeluk sama Ayana.
“Ve? Kalian kenapa kesini?” Ayana bingung.
“Aku udah jujur sama mereka Ay, maaf.” Kemal tertunduk.
“Ve nangis gara-gara kamu Mal? Kamu jahat!” Ayana kecewa.
“Tapi aku gak tega kalau kamu sendirian terus Ay.” Kemal khawatir.
“Aku gakpapa Mal, kamu tega banget sama Ve.” Ayana cuek.
“Ay, cukup berkorban buat aku ya. Aku selalu egois, dan kamu terus yang ngalah. Kamu sakit Ay, harusnya kami yang ngrawat kamu.”  Veranda bicara dengan lembutnya dan melepaskan pelukan Ayana.
 “Ve, kamu itu sama Jeje, Frieska, Haruka, adalah warna terindahku. Aku gak ngrasain sakit asal sama kalian.” Ayana tersenyum.
“Maaf Ay selama ini aku gak tau kalau kalian berdua pacaran dan belum ada kata putus kan? Kemal mau balik sama kamu.” Veranda ikhlas.
“Aku sayangnya sama kamu Ve, tolong maafin aku.” Kemal makin bingung.

“Udah, kalian baikan ya. Aku masuk dulu.” Dengan tersenyum, Ayana meletakkan tangan Kemal diatas tangan Veranda, dan Ayana masuk ke ruang fisio terapy.


by @cinguk48

0 komentar:

Posting Komentar