“Bukannya besok kamu diikutin lomba
nyanyi di provinsi Ay, kok gak latihan?”
“Aku
udah ngundurin diri kak, jangan dibahas lagi ayo ke kolam.”
“Sayang
banget Ay, ikut lah.”
“Males
jadi bahan gunjingan Rona sama Lidya kak, lagian mereka vocalis terbaik di
ekskul, biarin Rona atau Lidya yang mewakili sekolah.”
“Ayana,
tapi yang menang di kabupaten kan kamu.”
“Iya
kak Biondy, tapi aku daftar atas nama sekolah kemarin itu gak ijin dulu sama
sekolah, abis nunggu sekolah kelamaan.”
“Berani
banget kamu Ay. Pulang dulu ya, kamu kan belum makan.”
“Keburu
sore kak, nanti makan di kolam aja. Kasihan adek –adek kalau harus nunggu lama,
kan kak Biondy yang traktir.”
Pulang
sekolah, Ayana dan Biondy langsung menuju kolam renang.
* * *
Waktu
istirahat di kantin sekolah, Jajang nyamperin Ayana yang lagi makan sama temen
– temennya.
“Ay,
jadi vocalis band ku lagi mau gak?”
“Jangan
aku Jang, ngajak Rona atau Lidya lagi aja.”
“Tapi
kali ini cover lagunya JKT48 – Jadilah Batu yang berputar.”
“Aku
tau lagunya aja enggak, gimana mau nyanyi coba? Udah, yang lain aja Jang”
“Aku
yakin Cuma kamu yang bisa nyanyiin lagu ini Ay, lagunya sulit banget.”
“Yaudah
nyari lagu yang gampang biar gak susah Jang, ribet amat.”
“Kamu
kok gitu Ay? Ayolah ini lagu asik banget tau. Kalau kamu yang bawain pasti
keren abis, sambil jingkrak – jingkrak gitu.”
Tiba-tiba
Noella yang duduk di meja agak jauh, ikut campur pembicaraan Ayana dan Jajang. “Terima
aja Ay, gak usah kecentilan sok jual mahal. Kamu mau kan? Pakek gengsi segala.”
“Kamu
denger sendiri ocehan Noella Jang? Udahlah jangan nawari aku lagi.” Ayana sakit
hati.
“Noella
kok dianggep Ay, cuekin aja. Kayak gak kenal siapa dia, oke? Pokok kamu harus
mau, download lagunya terus dengerin dan hafalin liriknya.” Jajang meredam.
“Tapi
aku gak bisa ikut latihan rutin Jang, tau sendiri aku kerja di kolam renang
sama kak Biondy.”
“Oke
Ay, aku selalu ngertiin kamu.”
* * *
Pulang
sekolah, Noella ke ruang music nyamperin Rona sama Lidya.
“Rona,
Lidya?” Noella menyapa.
“Iya,
aku Rona ini Lidya, kamu siapa?” Rona sinis.
“Tenang
dulu Ron, aku benci sama Ayana kayak kalian juga.” Noella mencairkan suasana.
“Kamu
Noella temen sekelasnya Ayana bukan? Jangan – jangan kamu disuruh sama Ayana.”
Lidya curiga.
“Emang
aku sekelas sama Ayana, tapi beneran aku benci sama Ayana. Aku suka sama Jajang
tapi Jajang digoda terus sama Ayana.” Noella membela diri.
“Oh,
terus mau kamu apa?” Rona mulai percaya.
“Aku
pengen ngajak kalian berdua ke kolam renang tempat Ayana kerja. Besok pulang
sekolah kalian bisa?” Noella menawarkan.
“Kami
bisa, tapi ngapain kita kesana?males banget lihat mukanya Ayana yang sok polo
situ.” Lidya gak semangat.
“Kita
labrak Ayana, kalau di sekolah takut ketahuan guru. Gimana?” Noella
menjelaskan.
“Oke,
siapa takut?” Rona menyanggupi.
* * *
Biondy
yang melihat kedatangan Noella, Rona dan Lidya langsung mengarahkan mereka
untuk memarkir motor yang benar.
“2000
mbak.” Biondy mencatat plat nomor dan memberi karcis parker.
“Ayana
ada kak?” Noella member uang dan bertanya.
“Ada,
langsung masuk aja.” Tanpa curiga, dengan ramah Biondy mempersilahkan mereka.
“Ini
cowok tipe ku banget Noell, kamu kenal?” Lidya berbisik ke Noella.
“Iya,
kak Biondy sahabatnya Ayana. Tapi lebih kayak ojeknya sih, soalnya Ayana tiap
hari ke sekolah dianter jemput sama kak Biondy.” Noella mengenalkan dengan
berbisik juga.
“Duh
baik banget, berarti belum punya pacar dong?” Lidya seneng.
“Hus,
kalian apasih? Kakaknya cuek aja tuh, bikin malu. Udah, ayo masuk.” Rona gak
sabar.
Rona,
Lidya dan Noella masuk ke kolam. Untung Ayana belum jebur ke kolam, masih ngasih
pemanasan ke murid – muridnya.
“Heh
Ay! Ow kamu disini jadi pelatih renang?” Lidya memulai.
“Kalau
mau renang, njebur aja! Ngapain ngurusin aku?” Ayana kepancing emosi.
“Terserah
kita dong, ini kan tempat umum!” Rona marah.
“Yaudah,
jangan ganggu orang!” Ayana risih.
“Siapa
yang ganggu orang? Kami apa kamu?” emosi Noella memuncak.
“Adek –
adek, latihan sama kak Uty dulu ya. Nanti kak Ayana nyusuh.” Ayana sabar.
“Hey,
kamu belum jawab pertanyaan kami!” Lidya mendorong Ayana.
“Kalian
mau apa dari aku? Aku gak mau rebut disini.” Ayana malu.
“Oh,
kamu disini punya malu? Tapi di sekolah gak pernah malu.” Rona makin mendekat.
“Terus
mau kalian apa?” Ayana bingung.
“Aku
mau kamu gak usah deket sama Jajang lagi!” Noella bentak Ayana.
“Jajang
lagi? Noell, aku gak dibolehin pacaran sama orang tuaku. Jajang juga ngerti kok,
ambil aja, males banget ngributin cowok. Lagian aku sama kak Biondy saling
suka, aku gak suka sama Jajang.” Ayana menjelaskan.
“Kamu
juga jangan nyanyi lagi Ay!” hati Lidya sakit banget, padahal Lidya suka sama
kak Biondy walaupun baru ketemu.
“Aku
udah ngundurin diri mewakili sekolah, Bu Melody belum ngasih tau?” Ayana nahan
air mata.
“Oke
kalau gitu, kami pegang omonganmu.” Rona meredam emosinya.
“Udah
ya, kalau kalian gak suka sama aku gakpapa. Tapi kalian jangan ganggu aku, aku
gak akan ganggu kalian. Aku gak mau punya musuh.”
* * *
Di
sekolah, Rona ngadu ke Jajang tentang apa yang terjadi kemarin.
“Jang,
kamu kenal gak sama kak Biondy?”
“Kak
Biondy sahabatnya Ayana?”
“Iya,
mereka emang sahabatan tapi mereka saling cinta.”
“Tapi
mereka gak pacaran, udah aku gak mau bahas itu Ron.”
“Yee
dibilangin juga, kamu gak percaya sama sahabatmu ini Jang? Ayana itu gak suka
sama kamu, aku gak mau kamu sakit hati.”
“Aku udah
tau semua itu Ron, basi banget gossip kamu. Aku bersaing secara sehat sama kak
Biondy.”
“Kamu
jangan mau dimainin sama Ayana, kak Biondy aja dimanfaatin, udah kayak ojeknya
Ayana.”
“Cukup
Ron, jangan jelek – jelekin Ayana didepanku terus. Ayana orangnya gak kayak
gitu, aku juga pengen anter jemput Ayana ke sekolah tiap hari, tapi Ayana yang
gak mau. Kenapa kamu yang repot Ron?”
“Ayana
gak sebaik yang kamu piker Jang, percaya ama aku.”
Jajang
langsung pergi.
* * *
Hari
ini pembukaan classmeeting di sekolah, Ayana dan band nya Jajang tampil.
Selesai perform, Ayana turun dari panggung berjalan menuju arah Biondy dan
memeluknya.
“Sakit
Ay?”
Ayana
mengangguk dan memeluk Biondy lebih erat.
“Pulang?”
Ayana
menggelengkan kepala dan meneteskan airmata di pelukan Biondy.
“Malu
Ay dilihatin.”
“Ke UKS
aja kak.”
“Iya,
kakak bawa obat kok.”
Ayana
menghapus airmata dan melepas pelukan.
“Kuat jalan?”
“Kuat
kak.”
Nyampek
di UKS, Jajang nyamperin Ayana. “Kamu sakit gara – gara perform ya Ay? Aku dari
tadi nyariin kamu, kamu gakpapa kan? Aku khawatir banget, maaf ya Ay.”
“Udah
mendingan aku Jang, kamu keluar gih.”
Jajang
tau kalau kak Biondy lihatin Ayana dari jauh, Jajang makin memanasi kak Biondy.
“Perutnya sakit? Kamu terlalu lelah Ay.” Jajang memegang perut Ayana.
“Gak
enak dilihatin Noella Jang.” Ayana melepas tangan Jajang.
“Gak
enak sama Noella apa kak Biondy Ay?”
“Gak
enak sama semuanya Jang.”
“Aku
nanti nganterin kamu pulang ya Ay, sekali aja.”
“Ngrepotin
kamu Jang, lagian nanti Noella makin benci sama aku.”
“Kenapa
sih Ay? Please sekali ini aja.”
“Udah
biasa pulang sama kak Biondy Jang. Oh iya, ini ada lagu buat kamu. Lagunya
jingkrak – jingkrak kok, aku sendiri lho yang buat.”
Jajang
membaca liriknya,
Semua tak pernah terasa walau kau slalu ada
Tapi semu terasa sepi
Namun terkadang ku butuhkan dirimu tuk berbagi rasa
Tapi kenyataan tak pernah sesuai harapan yang ku ingin
Saat kau disini temani dalam setiap langkah ku
Karna hadirmu tak berarti dibanding dia
Yang selalu berikan senyuman dalam suka dan duka
Karna hadirmu tak berarti dibanding dia
Yang selalu ada
Yang selalu temani dalam kisah hidupku . . (Lirik
Lagu Summer Trooper – Lupakan)
“Ini
perasaan kamu ke aku Ay?”
“Iya
Jang, maaf ya. Jangan benci sama aku, aku gak mau kamu berharap lebih jauh lagi
ke aku.”
“Enggak
kok Ay, walaupun sakit tapi aku terima. Lagu ini bakalan aku bawain di
penutupan classmeeting ya.”
“Secepet
itu emang sanggup Jang?”
“Harus
sanggup dong Ay.”
* * *
Jajang
bener – bener udah siap bawain lagunya Ayana di penutupan classmeeting.
“Sebelum kami tampil, ini lagu dari kami sendiri. Kali ini
kami gak bawain lagu dari band lain, selamat menikmati semuanya.” Jajang
mengenalkan.
Semua
siswa dan guru member tepuk tangan untuk bandnya Jajang. Ayana juga kagum,
bagus banget dibawain sama mereka. Tapi Noella tersinggung karena ngira kalau
lagu itu dari Jajang buat dia. Noella gak nyangka kalau Ayana ngingkari
janjinya.
Selesai
perform, Jajang disamperin sama Noella. “Lagu tadi buat aku Jang?”
“Enggak
lah, PD banget.”
“Kenapa
sih Jang?” Noella nangis.
“Kenapa
apanya Noell? Itu lagunya Ayana.”
“Ayana
aja terus Jang, kapan kamu ngerti kalau aku suka sama kamu?”
“Aku
tau Noell, tapi kamu jangan terus – terusan kayak gini. Aku makil ilang feeling
sama kamu.”
“Jajang,
kamu masih mau ngejar Ayana yang jelas – jelas gak cinta sama kamu?”
“Kamu
juga kenapa deketin aku terus?”
“Ayo
kita ke kolam renang tempat Ayana kerja, biar jelas semuanya Jang.”
* * *
Nyampek
di kolam, Jajang gak nyangka kalau kak Biondy cuma tukang parkir, Jajang
langsung ngajak rebut dan Noella hanya diam, gak ngerti mau ngapain.
“Apa –
apaan ini kak, tukang parkir? Kenapa sok – sokan anter jemput Ayana pakek motor
bagus, tapi ternyata kak Biondy Cuma seorang. . . Aku gak habis pikir kak.”
Banyak
orang yang mau melerai mereka berdua, tapi dilarang sama Biondy.
“Kenapa
kakak nglarang mereka misah kita? Kamu mau apa kak?”
Biondy
tetap diam.
“Apa
kak? Kak Biondy gan bisa ngelak? Ayo pukul aku kak, banci!” Jajang mukul
Biondy.
Biondy
masih diam dan pasrah. Noella merasa bersalah, takut dan bingung melihat Jajang
berani mukul kak Biondy di depan umum.
“Ayo
pukul aku kak, mau sok dewasa? Gak bisa berantem? Banci!” Jajang memukul Biondy
lagi.
Uty
yang baru datang buat latihan renang, tau kejadian kayak gitu langsung masuk ke
kolam dan bilang ke Ayana.
“Kak Ay,
ada pengunjung yang mukulin kak Biondy.”
“Siapa
Ty?”
“Gak
tau kak, tapi cowok yang mukulin kak Biondy itu sama cewek yang kemarin marah –
marah disini.”
Tanpa pikir
panjang, Ayana bergegas menghentikan Jajang.
“Cukup
Jang! Ini udah keterlaluan!” Ayana marah besar.
“Cowok
banci kayak gini yang kamu cintai Ay? Kamu lebih milih dia dari aku?” Jajang
kecewa.
“Kamu
tau apa Jang? Kamu gak ngerti apa – apa, dan Noella kenapa kamu adu domba
mereka? Masih kurang puas?”
Noella
cuma nangis, gak nyangka kalau kejadiannya bakal kayak gini.
“Ay,
biarin.” dengan sabar Biondy memegang tangan Ayana.
“Enggak
kak, kakak salah apa? Kak Biondy Cuma diem, sabar dan nrima diapain aja. Tapi
Jajang? Bukannya berhenti tapi mukulin kakak terus.” Ayana nangis gak bisa
nahan emosi.
“Ayana,
udah.” Biondy tetep sabar.
“Aku
gak kuat diginiin terus sama mereka kakak.” Ayana langsung lemas seketika dan
memeluk Biondy sambil kesakitan memegangi perutnya.
“Jangan
emosi Ay.” Biondy membalas memeluk Ayana dengan lembutnya dan mencium kening
Ayana.
“Kamu
kenapa Ay? Ada apa ini sebenernya?” Jajang merasa bersalah dan bingung.
“Harus
ya kamu tau Jang? Pergi, aku benci sama kamu!” airmata Ayana makin deras.
“Jajang
sama Noella, kalian pulang sekarang ya. Kasihan Ayana, besok kakak jelasin di
sekolah.” Biondy mengambil jacket untuk Ayana.
Tiba
tiba Uty mendekat dan ikut campur.
“Maaf
kakak – kakak kalau aku lancang, aku mewakili kak Ayana sama Kak Biondy. Aku
gak teka lihat mereka berdua.” Uty menahan airmata.
“Uty,
jangan jujur sama mereka berdua. Biarin mereka punya pikiran apa aja, terserah
mereka.” Ayana kesal.
“Dear?”
Biondy manggil Ayana dengan panggilan sayang, badan Ayana udah lemes banget. “Uty,
tolong ambilin air sama obat di tasnya kak Ayana yang depan ya sayang.” Biondy
menyuruh Uty.
“Aku
gak ngerti, kenapa aku jadi korban cuek dari tadi?” Jajang gak berani megang
Ayana.
“Biar
Uty yang jelasin kak, kak Ayana itu sakit Asidosis Tubulus Renalis. Kalau gak
tau, kepoin google aja. Kak Biondy bukan tukang parkir, kak Biondy gak pakek
seragam kan? Kak Biondy yang punya kolam renang ini dan aku adek kandungnya.
Orang tua kami udah gak ada, jadi kami yang nerusin. Kak Ayana dan kak Biondy
udah dijodohin dan mereka berdua saling cinta.”
Jajang
diam.
“Udah
Jang? Biarin aku bebas, aku juga punya rahasia yang gak harus diceritain ke
orang lain. Kenapa kalian selalu ganggu aku? Aku terus ngalah dan kalian gak
pernah puas.” Ayana emosi lagi.
“Dear.”
Biondy hanya memandang Ayana dan menggelengkan kepala.
“Maafin
aku Ay, sakit kamu ini parah ya? Muka kamu pucet banget.” Jajang perhatian.
“Gak
usah Tanya – Tanya lagi Jang, kamu gak mikirin perasaan Noella yang kamu cuekin
dari tadi? Kalian jadian aja gih, biar gak ngurusin urusan orang lagi.” Ayana
berbicara dengan lemas.
“Yang
udah ya udah, sekarang gak ada dendam lagi. Jang, bantu aku bopong Ayana ke
mobil ya. Kita bawa dia ke rumah sakit.
---- End ----
Bantu Admin ya buat share fanfict ini melalui g+ , Facebook, ataupun Twitter jadi mohon kerjasamanya ya
by @cinguk48
0 komentar:
Posting Komentar